Pembersihan untuk Mencapai Zat Ketuhanan
Pembersihan untuk
mencapai Zat Ketuhanan dapat dilakukan dengan cara selalu berzikir dan
berkonsentrasi terhadap kalimah tawhid atau kalimah syahädah. Ada tiga nama
Keesaan (Tawhid) Allah, yaitu tiga nama yang merupakan akhir dari 12 nama Allah
sebagai berikut:
>Lä Illäha Illalläh ( Tiada Tuhan melainkan Allah)
>Alläh (Nama Zat Allah)
>Al-Haqq(Yang Hakiki)
>Al-Qayyùm (Yang Berdiri Sendiri dan kepada-Nya segala
makhluk bergantung)
>Al-Qahhär (Yang Maha Perkasa Yang seteru-seteru-Nya)
>Al-Wahhäb (Yang Memberikan tanpa diminta atau dituntut)
>Al-Fattäh (Yang Membuka) >Al-Wähid (Yang Satu)
>Al-Ahad (Yang Maha Esa)
>Ash-Shamad (Yang kepada-Nya segala sesuatu bergantung)
Nama-nama Allah itu hendaknya disebut bukan dengan lidah,
tetapi dengan hati. Menyebut nama-nama Allah dengan lidah semata tidak akan
memberi kesan apa pun pada jiwa yang berzikir, selain sekadar komat-kamit di
lidah, padahal hati dan batin kita kosong atau tidak mengingat Allah. Jadi,
tujuan utama zikir ialah untuk mengingatkan diri tentang kebesaran dan
kemahaagungan Allah serta menggambarkan arti nama-nama dan sifat-sifat yang ada
di dalam zikir. Dalam hal ini hati harus berperan. Dengan cara ini, mata hati
akan melihat Nùr Tawhíd(Cahaya Keesaan). Apabila Nur Zat Ketuhanan terzahir
atau ter-tajallì, semua sifat kebendaan akan hilang musnah. Semua yang ada
menjadi kosong belaka. Inilah kesadaran di mana semua perkara fanä, yaitu
lenyap, kosong dan hilang musnah. Tajallì atau penzahiran Cahaya atau Nur Ketuhanan
memadamkan semua cahaya yang lain.
Firman Allah :
"Setiap sesuatu pasti binasa, kecuali
Allah."(al-Qashash :88)
lebih lanjut firman Allah:
"Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan
menetapkan apa yang Dia Kehendaki." (ar-Ra'd:39)
[Syekh Abdul Qadir al-Jailani."Rahasia
Sufi".2004(cet.8).Yogyakarta: Pustaka Sufi.h.172-173]