MAKALAH
BIOGRAFI dan AJARAN TASAWUF
SYEKH YUSUF AL-MAKASARI
Untuk
memenuhi tugas mandiri
Mata
Kuliah : Studi Akhlak dan Tasawuf Nusantara
Dosen
pengampuh : Jafaruddin, S.Ag
Disusun
oleh:
Kayan Manggala
Institut Study Islam Fahmina (ISIF)
jl. Swasembada NO.15 Majasem-Karyamulya
Kota Cirebon Jawa Barat 45132
Tahun 2013 M/ 1435 H
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu tasawuf
adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana kita mendekatkan diri kepada sang
pencipta manusia dan sekalian alam beserta isinya baik yg nampak maupun tak
kasat mata, Allah Swt. Banyak orang berdebat bahwa ilmu tasawuf bukan dari
Ajaran Islam sepenuhnya namun tak memberikan bukti yang nyata itu benar adanya.
Selain itu, kita hanya mengenal tokoh-tokoh tasawuf yang mahsyur saja seperti
Rabiah Al-Adawiyah, Abu Yazid Al-Bustami, Abu Manshur Al-Hallaj dan lainnya.
Namun apa kita mengenal salah satu tokoh tasawuf jua, beliau termasuk tokoh
tasawuf Nusantara yang berasal dari Makasar. Siapakah beliau?. Nama belakang
beliau pun ditambah dengan "Al-Makasari". Sekarang sudah tahu anda?.
Iya betul sekali, beliau adalah Syekh Yusuf Al-Makasari. Dalam makalah ini akan
sedikit memberi pengetahuan bagaimana biografi beliau dan ajaran tasawuf
beliau.
1.2
Tujuan
Tujuan
disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
> Untuk bahan
diskusi
> Untuk
menambah wawasan tentang tasawuf
> Untuk
mengenal lebih dalam tokoh tasawuf Nusantara khususnya Syekh Yusuf Al-Makasar
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Riwayat Hidup Syeikh Yusuf Al-Makasari
Syeikh Yusuf
Al-Makasari adalah seorang tokoh sufi agung yang berasal dari Sulawesi. Ia
dilahirkan pada tanggal 8 Syawal 1036 H atau bersamaan dengan 3 Juli 1629 M.,
yaitu ketika Sulawesi baru saja kedatangan tiga penyebar Islam yaitu Datuk Ri Bandang
dan kawan-kawannya dari Minangkabau. Dalam salah satu karangannya, ia menulis
belakang namanya dengan bahasa Arab "Al Makasari", yaitu nama kota di
Sulawesi Selatan (Ujung Padang).
Naluri fitrah
pribadi Syekh Yusuf sejak kecil telah menampakkan kecintaannya pada pengetahuan
keislaman. Dalam tempo yang relatif singkat, ia telah tamat mempelajari
Al-Quran 30 juz. Setelah lancar dan hafal Al-Quran, ia mempelajari
pengetahuan-pengetahuan lain seperti ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu bayan,
maani, badi', balaghah, dan manthiq. Ia pun belajar pula ilmu fiqih, ilmu
ushuluddin dan ilmu tasawuf. Ilmu yang terakhir ini nampaknya lebih serasi pada
pribadinya.
Di masa Syeikh
Yusuf, hampir setiap orang menggemari ilmu tasawuf. Orang yang hidup di zaman itu lebih
mementingkan mental dan materiel. Ini dilakukan untuk mengimbangi berbagai
agama dan kepercayaan yang memang menjurus ke arah itu pula.
Syekh Yusuf
pernah melakukan perjalanan ke Yaman. Di kota ini, ia menerima tarekat dari
syeikhnya yang terkenal, yaitu Syeikh Abi Abdullah Muhammad Baqi Billah.
Pengetahuan tarekat yang
dipelajarinya cukup banyak bahkan melebihi ulama-ulama di masanya maupun masa
kini. Secara ringkas tarekat-tarekat yang telah dipelajarinya adalah berikut
ini : (ibid.,hlm. 65-66)
a.Tarekat Qadiriyah yang diterimanya dari Syeikh Nuruddin ar-Raniri di Aceh,
b.Tarekat Naqsyabandiyah yan diterimanya dari Syeikh Abi Abdullah Abdul Baqi
Billah (lahore India).
c.Tarekat Syathariyah yang diterimanya dari Ibrahim Al-Kurani di Madinah.
d.
Tarekat Khalwatiyah yang diterimanya dari Abul Barakat Ayub bin Ahmad bin
Ayub al Khalwati al-Quraisyi di Damaskus, Syeikh ini adalah imam di Mesjid
Muhyiddin Ibnu Arabi, dan lain-lainnya
e.
Tarekat As-
Saadah Al-
Baalawiyah
diterimanya dari Sayyid Ali di Zubeid/Yaman.
Semua tarekat
yang telah dipelajari Syeikh Yusuf mempunyai silsilah yang bersambung hingga
kepada Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, semua silsilah itu belum ditemukan,
kecuali silsilah Naqsabandiyah yang terdapat pada salah satu tulisan tangannya,
yaitu Syekh Yusuf Makasar > Syekh Muhammad Baqi Billah Al-Lahore (India)
> Syekh Maulana Khaujani Al-Amkani > Syekh Darwis Muhammad > Syekh
Muhammad Zahid > Syekh Muhammad Ubaidillah Ahrari As-Samarkandi > Syekh
Yaqub Al-Jarkhi Al-Khashari > Syekh Muhammad Akauddin Al-Athari > Syekh
Bahauddin An-Naqsyabandi > Syekh Sayid Asy-Syarif Al-Amir Kulal > Syekh
Muhammad Baba's Samasi > Syekh Ali Ramitani > Syekh Muhammad Anjiri
Al-Faqhnawi > Syekh Arif Siyukiri > Syekh Abdul Khaliq Al-Fujauwani >
Syekh Abi Yusuf Ya'qub bin Ayub Al-Hamdani > Syekh Ali Al-Farmadi > Syekh
Hasan Al-Kharqani > Abu Yazid Al-Bustami atau Thaifur bin Isa > Syekh
ja'far Ash-Shidiq > Syekh Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash-Shiddiq
> Syekh Salman Al-Farisi > Nabi Muhammad SAW > Malaikat Jibril atas
titah perintah Allah SWT.
Adapun silsilah
Tarekat Syathiriyah, yaitu Syekh Yusuf menermanya dari Syekh Ibrahim
Al-Kurani Dan juga mengadakan
muzakarah, dengan
Syekh Abdur Rauf bin Ali Al-Fansuri. Silsilahnya akan menjadi Syekh Yusuf
Makasar > Syekh Ibrahim Al-Qurani
Madinah > Syekh Ahmad Al-Qusyasyi Makkah > Syekh Abil Mawahib
Abdullah bin Ahmad At-Tanawi Thaiyibullah > Sulthanul Arifin Saidi
Shabbqhatullah > Saidina Wajhuddin Al-'Alawi > Saidini Muhammad Ghaust
> Syekh Haji Hushur > Aulia'ul Arifin Syekh Hadiatullah Satmasat >
Syekh Qadhin Asy-Syathiri > Syekh Abdullah Asy-Syathiri > Al-Arif Billah
Ar-Robbani Syekh Hadqli > Syekh Al-Muhaqqiqin > Syekh Abil Muzaffar
Ath-Thausi > jami'ul Autad Syekh Abil Muzaffar Ath-Thausi > Quthbul Autad
Syekh Yazid Al-Asyyaqi > Al-Arif Billah Syekh Muhammad Al-Maghribi >
Ruhaniyah Rulthanul Arifin Auli'a Allah Al-Muhaqqiqin Abi Yazid Al-Bishtahami
> Ruhaniya Iman Ja'far Shadiq > Ruhaniyah Imam Muhammad Baqir >
Al-Imam Zainal Abidin > Al- Imam Husaen bin Ali Asy-Syahid > Al- Imam
Masyruq wal Maghrib Saidina Ali bin Abi Thalib > Nabi Muhammad SAW >
Malaikat Jibril a.s , atas titah perintah Allah SWT.
2.2
Ajaran Tasawuf Syekh Yusuf Al-Makasari
Berbeda dengan
kecenderungan sufisme pada masa-masa awal yang mengelakkan kehidupan duniawi,
Syekh Yusuf mengungkapkan paradigma sufistiknya bertolak dari asumsi dasar
bahwa ajaran Islam meliputi 2 aspek, yaitu lahir (syariat) dan aspek batin
(hakikat). Syariat dan Hakikat harus dipandang dan diamalkan sebagai suatu
kesatuan.
Meskipun
berpegang teguh pada transedesi Tuhan, ia meyakini bahwa Tuhan melingkupi
segala sesuatu dan selalu dekat dengan sesuatu. Mengenal hal ini, Syekh Yusuf
mengembangkan istilah al-ilathah (peliputan), dan al-ma'iyyah (kesertaan). Kedua istilah itu
menjelaskan bahwa Tuhan turun (tanazul),
sementara manusia naik (taraqi),
suatu proses spiritual yang membawa keduanya semakin dekat. Syekh Yusuf
mengarisbawahi bahwa proses ini tidak akan mengambil bentuk kesatuan wujud
antara manusia dan Tuhan. Sebab al-ihathah
dan al-ma'iyyah i Tuhan terhadap hamba-Nya adalah secara ilmu. Menurutnya, fana' adalah hamba yang
tidak memiliki kesadaran tentang dirinya, merasa tidak ada, hanya ia menyadari
sebagai yang mewujudkan, yang diwujudkan, dan perwujudan. Pandangannya tentang
Tuhan di atas secara umum mirip dengan wahdaat
Al-Wujuud dalam filsafat mistik Ibnu
Arabi.
Syekh Yusuf
berbicara pula tentang
insaan kaamil dan proses penyucian jiwa. Ia mengatakan
bahwa seorang hamba akan tetap hamba walaupun telah naik derajatnya, dan Tuhan
akan tetap Tuhan walaupun turun pada diri hamba. Dalam proses penyucian jiwa,
ia menempuh cara moderat. Menurutnya, kehidupan dunia bukanlah untuk
ditinggalkan dan hawa nafsu harus dimatikan. Sebaliknya, hidup diarahkan untuk
menuju Tuhan. Gejolak hawa nafsu harus dikendalikan melalui tertib hidup dan
disiplin diri atas dasar orentasi ketuhanan yang senantiasa melindungi manusia.
Berkenaan dengan cara-cara menuju Tuhan, ia membaginya ke dalam tiga tingkatan.
Pertama, tingkatan
akhyar (orang-orang
terbaik), yaitu dengan memperbanyak shalat, puasa, membaca Al-Quran, naik haji,
berjihad di jalan Allah SWT. Kedua, cara
mujahadat
asy-syaqa' (orang-orang yang berjuang melawan kesulitan), yaitu latihan
batin yang keras untuk melepaskan perilaku buruk dan menyucikan pikiran dan
batin dengan lebih memperbanyak amalan batin dan melipatgandakan amalan-amalan
lahir. Ketiga, cara
ahl adz dzikr, yaitu
jalan bagi orang yang telah
kasyaf untuk berhubungan dengan Tuhan, yaitu
jalan bagi orang-orang yang mencintai Tuhan, baik lahir maupun batin. Mereka
sangat menjaga keseimbangan kedua aspek ketaatan itu.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Syekh Yusuf
Al-Makasari adalah salah satu tokoh sufi Nusantara dari Makasar,Sulawesi.
Beliau dilahirkan pada tanggal 8 Syawal 1036 H/3 Juli 1629 M. Beliau telah
mempelajari 5 tarekat yaitu Tarekat Qadiriyah, Tarekat
Naqsabandiyah,Tarekat As-Saadah
Al-Baalawiyah, Tarekat
Syathariyah dan Tarekat Khalwatiyah. Dari kelima tarekat hanya 2 Silsilah saja yg baru
ditemukan melalui tulisan tangannya, yaitu Tarekat
Naqsabandiyah dan Tarekat Syathiriyah.
Ajaran tasawuf
Syekh Yusuf Al-Makasar adalah dengan mengembangakat istilah Al-ilahthah (peliputan) dan al-ma'iyyah (kesertaan). Menurut beliau juga
cara menuju Tuhan ada 3 tingkatan yaitu tingkatan akhyar, tingkatan mujahadat,
dan tingkatan ahl adz dzikr.
DAFTAR PUSTAKA
Hawash
Abdullah, Perkembangan Ilmu Tasawuf dan
Tokoh-tokohnya di Nusantara, Al-Ikhlas, Surabaya, 1990,
Drs.H.
Mahfud, M. Ag, Ilmu Tasawuf, 2009.
STAIN, Cirebon
Rosihon
Anwar & Mukhtar Solihin, Ilmu Tasawuf,
cet. II, Bandung: Pustaka Setia,2004
Abu
Hamid, Syekh Yusuf Seorang Ulama, Sufi
dan Pejuang, Jakarta:Yayasan Obor,1994,
Prof.Dr.Rosihon Anwar,M.Ag, Akhlak Tasawuf,Ed.Rev, Bandung : Pustaka Setia, 2010.