UMRAH (Istri Hajib Ajmi)
Umrah adalah wanita shalihah yang
tekun beribadah dan taat pada suaminya. Hari-harinya dihabiskan untuk beribadah
dan mengurus keluarganya. Ia wanita zuhud yang tidak tergoda oleh gemerlapnya
duniawi.
Dia beribadah sepanjang malam.
Ketika di seperempat malam terakhir, dia mendekati suaminya dan membangunkannya
agar ingat bahwa kafilah kebaikan telah berlalu sementara dia masih tidur.
Setelah dia sakit mata, ada
seseorang bertanya tentang hal ini. Dia berkata, "Tetapi saya rasa sakit
akibat penyakit hati jauh lebih sakit dibandingkan dengan sakit mata".
Kisah ini memberikan pemahaman
bahwa mencintai Allah Swt dan tulus beribadah kepada-Nya dapat mengalahkan rasa
sakit fisik yang diderita. (Fuad Kauma, "Sufi-sufi wanita *penuntun jalan
keindahan*", 2011, Jombang: Darul Hikmah. Hlm.47)
Amatul Jalil
Dia wanita yang cerdas, berparas
cantik dan shalihah. Amatul Jalil suka mempelajari ilmu-ilmu hadits, fiqih,
tafsir dan ilmu-ilmu lain. Maka tidak heran kalau ia sering hadir di majelis-majelis
ilmu.
Disebutkan dalam kitab Thabqat
She'rani bahwa Amatul Jalil adalah salah satu wanita sufi yang hidup di daratan
Arabia. Kehidupannya tidak banyak diketahui oleh orang, ia sering menyendiri
untuk beribadah kepada Allah Swt. Karena itu para ahli sejarah tidak bisa
mengungkap perjalanan hidupnya dengan detail.
Suatu ketika, dalam majelis ilmu
para sufi mengadakan diskusi keilmuan tentang definisi wali Allah. Semua yang
hadir mengemukakan pendapatnya tetapi tidak menemukan titik temu yang
disepakati bersama. Akhirnya, yang hadir sepakat untuk bertanya kepada Amatul
Jalil.
Dia berkata tentang definisi Wali
Allah sebagai berikut, "Wali Allah adalah seseorang yang menghabiskan
setiap saat waktu dalam hidupnya untuk mengingat Allah Swt, sungguh-sungguh mengubah
ruang hidup dari dunia fana ini dan tidak pernah bisa dibujuk untuk hal-hal
lain. Bila kamu datang untuk mengetahui kewalian seseorang, dimana ia telah
mengambil jalan selain di atas, maka jangan percaya atas kewaliannya".
Demikian pendapat Amatul Jalil
tentang definisi Wali. Pendapatnya ini sekarang banyak dijadikan rujukan oleh
kaum muslimin dalam menilai kewalian seseorang.
Adapun mengenai berapa usia
Amatul Jalil yang sebenarnya tidak ada yang tahu, sebab tidak banyak para ahli
sejarah yang memperhatikan kehidupannya. Menurut pendapat yang bisa dipegangi
bahwa usia Amatul Jalil itu konon sampai abad ke tiga Hijriyah.