APA DAN
BAGAIMANA BERTASAWUF?
Pukul 05.20 (23 ramadhan 1435 H/ 21
Juli 2014 M), materi kedua berjudul tentang kenapa, apa dan bagaimana
bertasawuf dengan pemateri Dr. Syekh Rohimuddin Nawawi Al-Batani
Tasawuf dalam pandangan para pengamal, kitab yang diberikan para
peserta adalah edisi ketiga dari karya Syekh Rohimuddin Nawawi al-Batani yang dicetak semuanya di
Mesir. Menurut beliau bahwa pembaca ada 2 yaitu pembaca yang teoritis dan
pembaca amaliyah belum ada ataupun jarang kita temui yang mengarahkan kedua hal
itu (teori dan praktis). Buku ini sangat terpengaruh oleh Syekh hasan al Banna
(pendiri ikhwanul Muslimin), Said Hawwa, dan min ahli murshidin. Judul buku
beliau diambil dari buku al Ghazali arqamu hikam di dalam buku itu
terdapat renungan al Ghazali yaitu "al-Tashawuf aladzi uriddu (Tasawuf
Kami)". Maka judul buku beliau
adalah “al- Tashawuf aladzi nuriidahu (Tasawuf kita)”.
Pasal pertama dari kitab ini adalah mengapa kita harus bertasawuf?.
Dalam pembukaan itu al Faqir menyatakan islam memang dapat dipahami dengan
akal, ataupun pemikiran positif. Islam yang memiliki 2 sisi yaitu sisi
intelektual dan Spiritual. Islam yang sempurna sebenarnya adalah terbukanya
hati untuk memahami kebesaran Allah melalui ciptaan. Islam juga menitik berat
ruhnya pada iman yang ada di hati. Sulit dipisahkan antara Pikiran cemerlang
dan Hati yang bersih.
Namun,
pada faktanya orang yang memiliki ilmu yang banyak (pikirannya cemerlang/
cerdas) tidak diimbangi dengan tingkah laku (perilaku) yang baik juga. Seperti
kita mengetahui bahwa api itu panas maka kita tidak memegangnya namun bila kita
tetap memegangnya maka jiwanya sedang sakit sebenarnya. Jiwa yang sakit ini
bukan ada di rumah sakit jiwa namun ada di mana-mana. Nabi Muhammad Saw pernah
berkata bahwa orang yang alim/benar ketika mendekati akhir jaman maka
akan seperti orang yang gharib (asing).
Menurut Imam al-Hadad, cara mengenal Allah ada 4 yaitu ilmu, amal, memurnikan hanya untuk
Alloh SWT
saja dan rasa ikhlas. Ilmu dan amal yang tidak seimbang. Hal ini diibaratkan
aliran listrik yang terputus atau ada benda yang menyumbat atau penghalang
mengalirnya aliran tersebut.
Jawaban dari pertanyaan, “mengapa kita bertasawuf?”. Yaitu karena ada sisi ilmu
dan amal yang akan menjadi terimbangi dengan bertasawuf. Menyeimbangkan
keduanya menjadi kebenaran hakikat agama yang benar. Rindu kepada Allah Swt
membuat kita melaksanalan perintah-perintah-Nya, sedangkan Rasa takut kepada Allah Swt membuat
kita meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Dalam agama hanya ada 3 Ilmu yaitu Islam, Iman dan Ihsan. Islam
bersifat amal dhohir yang akan melahirkan ilmu fiqih ( dengan para fuqoha) .
Iman bersifat i'tiaa'd qolbi yang akan melahirkan ilmu tauhid (dengan para mutakalimin).
Dan ihsan bersifat adab atau maani yang akan membentuk ilmu Tasawuf (dengan para Sufi). Ilmu
tasawuf adalah bagian dari Islam. Bahkan ihsan ini tingkatan tertinggi dalam
islam. Makanya Orang sufi muncul sebagai
solusi moral.
Tasawuf
dibagi 2 yaitu tasawuf muamalah yang bersifat batìn dan tasawuf mukasyafah.
Untuk mengenal Alloh Swt, dengan jalan kita harus
mengenal diri kita sendiri ( man arofah nafsa man arofah rabbii/ siapa yang
mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya). Jadi hal yang harus kita lakukan sebelum mengenal Alloh Swt maka kiata
harus mengenal diri kita terlebih dahulu. Pertanyaan yang sederhana untuk diri
kita adalah siapa kita?, kenapa kita ada? , untuk apa kita ada? , bagaimana
kita bisa ada?. Beberapa pertanyaan yang tadi sebenarnya mudah, namun kita
kadang susah untuk menjawabnya. Hal itu disebabkan anda kurang mengeal dii
anda. Diri anda saja tak kenal bagaimana anda ingin mengenal Alloh Swt?. Kunci
ada pada diri kitasendiri kawan.