Makalah
Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
Untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Pengantar
Sejarah Peradaban Islam
Disusun :
Kayan Manggala
Institut Study Islam Fahmina (ISIF)
jl. Swasembada NO.15 Majasem-Karyamulya Kota Cirebon Jawa Barat 45132
Tahun 2013
Kata Pengantar
Segala
puji bagi Allah Swt pemilik dan pencipta langit dan bumi beserta isinya. Berkat
limpahan rahmat-Nya dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul "Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq" untuk memenuhi
matakuliah pengantar Peradaban Islam.
Tak
lupa jua sholawat serta salam tetap kami limpahkan kepada penghulu kami
jungjungan Baginda Muhammad Saw dan keluarganya beserta sahabat-sahabat-Nya jua
kita selaku umat beliau hingga akhir zaman.
Kami
jua mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca karena makalah ini belum
sempurna seperti yang diharapkan. Kami mohon maaf apabila ada kata-kata yang salah dalam
makalah ini.
Penyusun, November 2013
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………..2
Daftar Isi…………………………………………………….3
Bab I Pendahuluan…………………………………………4
1.1 Latar Belakang ………………………………………...4
1.2 Tujuan …………………………………………………..4
Bab II Pembahasan…………………………………………4
2.1 Kondisi
Politik Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq……4
1) Strategi pengurusan terhadap agama…………………..4
2)
Strategi Kenegaraan……………………………………...5
2.1
Keilmuwan (Intelektual)………………………………...6
Bab III Penutup…………………………………………….7
3.1 Kesimpulan………………………………………………7
3.2 Saran………………………………………………………7
Daftar Pustaka……………………………………………….7
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Puncak
problematika ketika baginda kita Nabi Muhammad Saw mulai diujung usia beliau
dengan ditandai jatuh sakitnya beliau. Ketika itu, beliau menunjukan Abu Bakar
Ash-Shiddiq (l.573M/w.624M) untuk menggantikan beliau menjadi Imam shalat. Dari
itu, menjadi sebuah tonggak bahwa Nabi Saw memberi Isyarat, Abu Bakar menjadi
Penganti beliau. Karena beliau tidak menunjuk secara langsung siapa yang akan
menggantikan dalam kepimpinannya sampai dipengujung nafas selain penunjukan Abu
Bakar pengganti imam Shalat.
Ada yang
sepakat dan tidak sepakat dalam penafsiran penunjukan tersebut namun pada
akhirnya pembai'atan dilaksanakan meski ada beberapa sahabat yang belum
membai'atnya. Beberapa sahabat seperti Ali bin Abi Thalib, Abbas Thalhah dan
Zubair yang menolak dengan hormat namun pada akhir menerima hal tersebut.
Terciptalah kekhalifahan yang pertama dalam islam yaitu Kekhalifahan Abu Bakar
Ash-Shiddiq (632M-634M).
1.2 Tujuan
Penyusun makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1) Untuk memberikan sedikit
pemahaman tentang kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shidiq
2) Untuk menambah wawasan
Keislaman khususnya sejarah peradaban kekhalifahan Abu Bakar
3) Untuk memenuhi tugas makalah
matakuliah Peradaban Islam
4) Untuk mengetahui kondisi
politik dan Intelektual pada masa Khalifah Abu Bakar
Bab II
Pembahasan
2.1 Kondisi
Politik Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
1) Strategi pengurusan terhadap agama
Pada awal
pemerintahannya, Abu Bakar menegakkan prinsip-pinsip agama, yakni pemberantasan
nabi palsu, memerangi orang yang tidak mau membayar zakat, dan memerangi
orang-orang yang murtad, termasuk menangani suku-suku bangsa Arab yang tidak
mau tunduk lagi kepada kepemimpinan islam di Madinah. Padahal sebelumnya sudah
diperingatkan, namun mereka bersikap keras kepala. Maka dari itu, perang riddah
(perang melawan kemurtadan) digalakan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid.
Abu
Bakar juga memperluas dakwah islamiyah ke wilayah lain. Hal ini dilakukan
setelah urusan dalam negeri reda, Abu Bakar mengirim pasukan ke beberapa
wilayah yang menjadi tujuan yaitu ;
a. Wilayah Barat
v
Daerah yang dituju adalah Damaskus. Pasukan yang
diberangkatkan dipimpin oleh Yazid
bin Mua'wiyah.
v
Palestina di bawah pimpinan Ammr bin Ash
v
Yordania di bawah pimpinan Syarahbil bin Hasanah
v
Hims di bawah pimpinan Abu Ubaidah bin Jarrah
b. Wilayah Persia
Khalid bin
Walid dan Mustanna bin Haritsah adalah panglima yang memimpin perluasan daerah
ke wilayah Persia. Pasukan Islam berhasil menaklukkan Anbar,Daumatul jandal,
Faradh, Hirah, dan Irak (634 M).
c. Syam (Syiria)
Setelah menaklukkan Persia,
Khalid bin Walid mendapatkan perintah dari Abu Bakar
untuk meneruskan penaklukkan ke daerah Syam. Di sana sudah
menunggu pasukan Islam yang telah datang lebih dulu. Pasukan Islam berjumlah
26.000 orang. Peperangan terjadi di Yarmuk. Ketika peperangan berlangsung
tersiar kabar Khalifah Abu Bakar wafat (Senin, 23 agustus 634 M/ 13 H) dan
digantikan Umar bin
Khattab.
2) Strategi Kenegaraan
Khalifah Abu
Bakar tidak hanya sebagai pemimpin negara. Strategi Abu Bakar dalam
pemerintahan atau kenegaraan sebagai berikut:
- Bidang eksekutif
Pendelegasian
terhadap tugas-tugas pemerintahan di Madinah maupun daerah. Misalnya untuk
pemerintahan pusat menunjuk Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, dan Zaid bin
Tsabit sebagai sekretaris dan Abu Ubaidah sebagai bendaharawan. Untuk
daerah-daerah kekuasaan Islam, dibentuklah provinsi-provinsi, dan untuk setiap
provinsi ditunjuk seorang amir atau wali ( semacam gurbernur). Beliau
menugaskan seorang amir : 1) Itab bin Asid, amir untuk mekah, amir yang diangkat pada masa Nabi Saw ; 2)
Utsman bin Abi Al-Ash, amir untuk Thaif, amir yang diangkat di masa Nabi Saw ;
3) Al-Muhajir bin Abi Umayah, amir untuk San'a; 4) Ziad bin Labid, amir untuk
Hadramaut; 5) Ya'la bin Umayah, amir untuk Khaulan; 6) Abu Musa Al-Asy'ari,
amir untuk Zubaid dan Rima; 7) Muaz bin Jabal, amir untuk Al-Janad; 8) Jarir
bin Abdullah, amir untuk Najran; 9) Abdullah bin Tsur, amir untuk Jarasy; 10)
Al-Ula bin Al-Hadrami, amir untuk Bahrain; dan untuk Irak dan Syam (Syiria)
dipercayakan kepada para pemimpin militer.
b. Pertahanan dan keamanan
Dengan
mengorganisasi pasukan-pasukan yang ada untuk mempertahankan eksistensi
keagamaan dan pemerintahan. Pasukan itu disebarkan untuk memelihara stabilitas
di dalam maupun di luar negeri. Di
antara panglima yang ada ialah Khalid bin Walid, musanna bin Harisah, Amr bin
'ash, Zaid bin Sofyan dan lain-lain.
- Legilatif
Lembaga
legislatif didirikan untuk tempat bermusyawarah para sahabat dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi.(ibid)
- Yudikatif
Lembaga ini
difungsikan untuk kehakiman yang dilaksanakan oleh Umar bin Khaththab dan
selama masa pemerintahan Abu Bakar tidak ditemukan suatu permasalahan yang
berarti untuk dipecahkan. Hal ini dikarenakan kemanpuan dan sifat umar sendiri,
dan masyarakat pada waktu itu dikenal 'alim.
e. Sosial ekonomi
Sebuah lembaga
mirip Bait Al-Mal, di dalamnya dikelola harta benda yang didapat dari zakat,
infak, sedekah, ghanimah(harta rampasan perang) dan lain-lain. Penggunaan harta
tersebut digunakan untuk gaji pegawai negara dan untuk kesejahteraan umat
sesuai dengan aturan yg ada.
2.2 Keilmuwan (Intelektual)
Pada masa Abu
Bakar, bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa dan merupakan satu
kerja besar yang dilakukan adalah penghimpunan Al-Quran. Abu Bakar Ash-Shiddiq
memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran dari pelepah
kurma, kulit binatang, dan dari hapalan kaum muslimin. Hal ini dilakukan
sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Al-Quran setelah beberapa orang
penghapal Al-Quran pada Perang Yamamah, banyak yang mati syahid . Oleh karena
itulah ada seorang yg mengusulkan penghimpunan al-Qur'an.
Umarlah yang mengusulkan pertama kali
penghimpunan Al-Quran ini. Sejak itulah Al-Quran dikumpulkan dalam satu mushaf
tetapi belum tersusun tertib (ibid luthfi,). Inilah pertama kalinya Al-Quran
dihimpun.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dalam Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq di bidang Politik,
beliau memiliki 2 strategi pada masa pemerintahannya yaitu Strategi pengurusan
terhadap Agama dengan cara menstabilkan keadaan dalam negeri dan melakukan
perluasan wilayah. Strategi yang kedua adalah strategi Kenegaraan. Dalam
Strategi kenegaraan Abu Bakar Ash-Shiddiq Membentuk sebuah lembaga-lembaga
diantaranya ; Eksekutif, Legislatif, Pertahanan dan Keamanan, Yudikatif, dan
Sosial Ekonomi (mirip Bait al-Mal)
selain itu, Abu Bakar juga berhasil mengumpulkan Al-Quran
dalam satu mushaf meskipun belum tersusun secara tertib dengan usul dari Umar
bin Khaththab.
3.2 Saran
Penyusun berharap makalah yang disusun dengan sedemikian
rupa bisa memberi wawasan dan pengetahuan yang baru khusus tentang Khalifah Abu
Bakar Ash-Shidiq. Meskipun makalah yang disusun masih banyak kekurangan yang
berarti, saya ucapan minta maaf dan terima kasih atas perhatiannya.
Daftar Pustaka
1. Dra.
Dyah Siti Nuraini.Sejarah Kebudayaan Islam.Cirebon:Putra Nugraha.hal.22
2.
Dedi Supriyadi,M.Ag, Sejarah peradaban Islam,
Bandung;CV Pustaka,2008,h.70
3.
M. Luthfi Ubaidillah,M.Si, Sejarah Kebudayaan Islam,
Cirebon: CV Arya Duta,2009,h.22
4.
Dedi Supriyadi,M.Ag,Sejarah Peradaban Islam, Bandung;CV
Pustaka Setia,2008,h.70-71
Ahmad Al-Usairy,op.cit.,hlm.150