Institut Study Islam Fahmina (ISIF)
jl. Swasembada NO.15 Majasem-Karyamulya Kota Cirebon Jawa
Barat 45132
2013
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Munculnya
istilah tasyayyu (mendukung Ali) sudah ada pada masa Rasulullah Saw, seperti
dalam beberapa sabda beliau, "Barang siapa menjadikan aku tuannya maka Ali
adalah tuannya. Ya Allah SWT dukunglah orang yang mendukung Ali dan musuhilah
orang yang memusuhinya, tolonglah orang yang menolong Ali dan sia-siakanlah
orang yang menyia-yiakannya, jagalah ia dalam kebenaran pada setiap
perbuatannya," atau dalam sabda beliau, " Ini adalah saudaraku, orang
yang menerima wasiatku, dan khalifah (penganti)ku setelah kematianku nanti,
maka dengarkanlah dan taatilah ia". Nabi Saw juga
bersabda,"Kedudukanmu di sisiku adalah seperti kedudukan Harun di sisi
Nabi Musa as, akan tetapi tiada nabi setelahku." syiah 'alawiyyah adalah
aliran yang muncul pertama kali dengan mengagungkan Ali dan keturunannya.
Tokohnya diantaranya : Miqdad bin Aswad, Salman Al-Farisi, Abu Dzar Al-Ghifari,
'Ammar bin Yasir, Ubay bin Ka'ab, Hudzaifah, Buraidah dan Abu Ayyub Al-Anshari.
1.2 Tujuan
Kami menyusun
makalah ini dengan tujuan sebagai berikut :
a. Mengali tentang aliran syiah
b. Memberi pemahaman tentang
bagaimana aliran syiah
c. Saling berinteraksi membahas
tentang aliran syiah
Bab 2
Pembahasan
2.1 pengertian
"syi'ah"
Dari segi
lughat, kata syi'ah berarti: golongan,sahabat, pengikut dan penolong. Makna
yang demikian ini dapat dijumpai dalam Alquran, (al-Qashas/28:15) Allah
berfirman : "...maka ia (Musa) mendapati dalam kota itu dua orang lelaki
yang sedang berkelahi, yang seorang dari golongannya (min syi'atihi) dan yang
seorang lagi dari musuhnya. Maka orang yang dari golongannya minta tolong
kepadanya untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya..."
Dan juga firman Allah
(ash-Shaffat/37:83): "Dan sesungguhnya sebagian pengikutnya (Nuh) adalah
Ibrahim". Dalam ayat pertama di atas, kata syi'ah berarti:
"golongan" sedangkan dalam ayat kedua berarti "pengikut"
yang setuju dalam pendapat atau pemikiran dan ajaran. Adapun dari segi istilah,
yang dimaksud dengan syi'ah adalah suatu jemaah atau golongan yang menganut
suatu paham atau pendirian bahwa khalifah atau imam itu bukanlah suatu masalah
yang boleh dipandang sebagai suatu kemaslahatan umum yang dapat diserahkan
kepada umat untuk memilih dan menentukan orang yang berhak menjadi khalifah
atau imam sesudah Nabi Meninggal dunia.
2.2 Aliran Syi'ah
Kelompok
Syi'ah ini memiliki beberapa nama, di antaranya adalah Syi'ah, Räfidhah,
Ghäliyyah, dan Thayyärah.
Dinamai kelompok ini dengan
Syi'ah (para pendukung) adalah karena mereka mendukung 'Ali ibn Abi Thalib
serta mengunggulkannya atas sahabat-sahabat lainnya.
Mereka juga disebut Räfidhah
(yang menolak) karena mereka menolak kebanyakan sahabat Nabi dan tidak mengakui
kekhalifahan Abu Bakar dan 'Umar. Dikatakan bahwa sebab mereka disebut dengan
kelompok Rawafidh(bentuk plural dari Räfidhah) adalah karena mereka menolak sikap
zaid ibn 'Ali yang mengakui, bahkan ikut mengangkat Abu Bakar dan 'Umar menjadi
khalifah. Zaid berkata, "Mereka telah me-rafadh (menolak)-ku."
berdasarkan perkataan Zaid itulah mereka disebut dengan kelompok Räfidhah.
2.3 Sekte Aliran
Syiah
Aliran Syiah
ini terdiri dari tiga sekte besar yang masing-masing terpecah menjadi beberapa
sekte kecil, sehingga secara keseluruhan Syiah itu berjumlah sebanyak 32 sekte.
Ketiga sekte besar Adalah Ghaliyyah, Zaidiyyah dan Rafidhah.
1)
Sekte
Ghaliyyah
Sekte
Ghaliyyah terpecah menjadi 12 Aliran, yaitu Bananiyyah, Thayyariyyah,
Manshurriyyah, Mughiriyyah, Khithabiyyah, Ma'mariyyah, Bazi'iyyah,
Mufadhdhaliyyah,Mutanasikhah, Syari'iyyah, Saba'iyyah, dan Mufawwidhah.
Hujjah sekte Ghaliyyah
a) Mereka mengeklaim bahwa 'Ali
ibn Abi Thalib adalah Seorang nabi, bahkan paling utama dari sekalian nabi. Dan
bahwajasad 'Ali itu sebenarnya tidaklah terkubur di dalam tanah sebagaimana
layaknya jasad orang yang telah meninggal lainnya, melainkan berada di atas
awan sambil memerangi musuh-musuh Allah dari atas awan tersebut.
b) Kata mereka, pada akhir zaman
nanti, 'Ali akan kembali lagi ke dunia
untuk memerangi orang-orang yang membenci dan memusuhinya. Dan bahwa 'Ali dan
ima-imam lainnya belum mati, melainkan masih hidup dan akan tetap hidup sampai
hari kiamat.
c) Menurut mereka, 'Ali-lah nabi
yang sebenarnya, bukan Muhammad. Cuma saja Jibril telah keliru menurunkan wahyu
kepada Muhammad (seharusnya kepada 'Ali).
d) Bukan itu saja, bahakan mereka
telah mengkultuskan 'Ali sebagai Tuhan.
2) Sekte Zaidiyyah
Dinamakan
sekte ini adalah karena mereka cenderung menerima sikap Zaid ibn 'Ali yang
mengakui kepemimpinan Abu Bakar dan Umar.
Sekte
Zaidiyyah terpecah menjadi enam sekte yaitu Jarudiyyah, Sulaimaniyyah,
Batariyyah, Naimiyyah, Ya'qubiyyah dan yang keenam adalah sekte yang
mengingkari dua orang sahabat Rasulullah Saw. , yaitu Abu Bakar dan 'Umar ibn
al Khaththab.
Hujjah sekte Zaidiyyah
Aliran syi'ah
zaidiyah percaya bahwa orang yang melakukan dosa besar akan kekal dalam neraka,
jika dia belum tobat dengan tobat yang sesungguhnya. Dalam hal ini, Syi'ah
Zaidiyah memang dekat dengan Mu'tazilah. Ini bukan sesuatu yang aneh mengingat
Wasil bin Atha, salah seorang pemimpin Mu'tazilah,mempunyai hubungan dengan
Zaid (Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam,terj.Abd.
Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib,logos, Jakarta,1996,hlm.48.). Moojan Momen bahkan
mengatakan bahwa Zaid pernah belajar kepada Wasil bin Atha.
3) Sekte Rafidhah
Sekte ini
terpecah menjadi 14 sekte yaitu Qath'iyyah, Kisaniyyah, Karibiyyah,'Amiriyyah,
Muhammadiyyah, Huseiniyyah, Nawisiyyah, Isma'iliyyah, Qaramidhiyyah,
Mubarakiyyah, Syamathiyyah, Ma'mariyyah, Mathmuriyyah, Musawiyyah dan
Imamiyyah.
Keyakinan yang
merupakan ciri khas dari masing-masing sekte hanya berkisar tentang masalah
imamah (kepemimpinan umat), dimana sebagian mereka- yakni sekte Qath'iyyah
menganggap bahwa rentetan imamah itu telah berakhir denagn kematian Musa ibn
Ja'far, sementara sebagian yang lain menganggapnya masih ada, walaupun mereka
berbeda pendapat tentang pemegang amanah imamah tersebut; Sebagian beranggapan
bahwa ja'far sebenarnya belum mati dan masih menjalani tugas imamah itu, dan
dia jugalah sebenarnya Imam Mahdi yang dinantikan. Sebagian yang lain
beranggapan bahwa yang menjadi imam itu adalah 'Umair; dialah yang akan
memangku jabatan tersebut sampai datangnya Imam Mahdi. Ada lagi yang
mengatakan, Muhammad ibn al-Husein-lah yang menjadi pemimpin umat ini. Dan
banyak lagi perbedaan pendapat mereka tentang masalah imamah.
2.4 Syi'ah dan Yahudi
Secara umum,
paham-paham yang dianut oleh orang-orang Syi'ah ini mirip dengan paham-paham
yang dianut oleh orang-orang Yahudi. Asy-Sya'bi pernah berkata, "
Mencintai orang-orang Syi'ah sama dengan mencintai orang-orang Yahudi."
Seperti diketahui bahwa
orang-orang Yahudi mengatakan, "Imamah tidak layak(tidak sah) dipegang
kecuali oleh keturunan Daud." Begitu juga dengan orang-orang Syi'ah,
dimana meraka berkata," Imamah tidak layak(tidak sah) dipegang kecuali
oleh keturunan 'Ali ibn Abi Thalib." Kalau orang-orang Yahudi berkata,
"Tiada jihad di jalan Allah kecuali setelah munculnya al-masih
ad-dajjal(dajjal)." maka orang orang Syi'ah berkata,"Tiada jihad di
jalan Allah kecuali setelah muncul Imam Mahdi. Kalau orang-orang Yahudi
mengakhirkan shalat Maghrib sampai langit bertabur bintang, orang-orang Syi'ah
pun biasa mengakhirkannya.
Kalau orang-orang Yahudi telah
mengubah Kitab Taurat, maka orang-orang Syi'ah pun telah mengubah Kitab
Al-Qur'an. Sebab, mereka(orang-orang Syi'ah) berkata, "Al-Qur'an itu harus
diubah dan diganti serta diperbarui susunan dan urutannya dari yang
aslinya." Mereka membaca Al-Qur'an dengan bacan yang tidak pernah
diajarkan atau dibenarkan oleh Rasulullah Saw.
Kalau orang-orang Yahudi membenci
Jibril dan menganggap Jibril sebagai musuh mereka dari kalangan malaikat, maka
sebagian orang-orang Syi'ah ada yang beranggapan bahwa Jibril telah melakukan
kekeliruan dalam memberikan wahyu, seharusnya bukan kepada Muhammad, melainkan
kepada 'Ali ibn Abi Thalib.
Paham-paham lain yang persis sama
antar orang-orang Yahudi dengan orang-orang Syi'ah adalah menghalalkan darah
orang-orang Muslim, tidak mewajibkan 'iddah(masa menunggu) bagi perempuan yang
dicerai suaminya, dan talak tiga tidak berarti apa-apa(sama saja dengan talak
satu).
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari paparan
diatas kita bisa tarik intisari untuk kita yaitu
1.Aliran syi'ah terpecah menjadi
32 sekte.
2. Sekte yang terbesar dari
aliran Syi'ah yaitu Ghaliyyah, Zaidiyyah dan Rafidhah
3. Dalam buku yg berjudul Warisan
sang guru besar, Syekh Abdul Qadir jailani berpendapat bahwa aliran Syi'an
adalah salah satu aliran sesat. Maka dari itu beliau menghubungkannya dengan
orang-orang Yahudi.
3.2 Saran
Kami berharap
makalah yang kami susun dengan sedemikian rupa bermanfaat bagi kita semua.
Tidak menutup kemungkinan, saran dan kritik rekan-rekan kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah kami lagi. Terima kasih.
Daftar pustaka
Dr.
Ahmad Daudy. Kuliah ilmu kalam.1997.jakarta :pt bulan bintang.h.33
Syekh
'Abdul Qädir Jailänì. Wasiat terbesar Sang guru besar.2009 (cet. 10). Pondok
Gede : PT. Sahara intisaints
Moojan
Momen, An Introduction to Shi'i Islam, Yale University Press,London, 1985.hal
49