JASAKU
Beranda »
Tanpa Label »
REFLEKSI PELATIHAN METODOLOGI RISET DI YOGYA
REFLEKSI PELATIHAN METODOLOGI RISET DI YOGYA
Pukul 22.00 tepatnya tanggal 26 mei 2013, saya berangkat menggunakan
bus sentosa ke jogja dengan ongkos sewidak. Saya tahu itu dari kenek
bus tersebut yang mengatakan "sewidak,sewidak,sewidak...ning
jogja". Apakah anda sudah tahu sewidak itu berapa?. Bagi anda yang
sudah tahu berarti bukan orang sunda atau orang jawa yang masih paham
dengan bahasa jawa karena sekarang sudah banyak orang jawa yang tak
paham dengan bahasanya sendiri(jawa), bahasa kekinian yang dianggap gaul
mulai menggerus bahasa daerah ini. Mulai melebar nee hehehe. Balik
maning yoo, Saya berangkat tidak sendiri, ditemani bersama mas zaenal
dan mas winaryo (ariel, panggilannya jauh pisan yaeh hehehe). Mas zaenal
orang sunda karena tadi menanyakan makna kata "sewidak". Sewidak sama
dengan 60 (enam puluh), yang pasti bukan Rp.60,- kawan tapi Rp.60.000,-
oke jangan salah menduga hehehe. Kami bertiga menghabiskan Rp.180.000,-
untuk melaju dari cirebon ke Jogya. Kami bertiga jua duduk tak
berdekatan karena saya di depan sebelah kiri, mas zaenal tengah sebelah
kiri dan mas ariel tengah sebelah kanan.
Pukul 01:33 , saya
terbangun dari tidur dan melihat sekitar sambil bertanya kepada
kenek,"sudah teka ning mang?", "ning kendal" jawab beliau. Saya kira
hanya jalannya berkelok-kelok menuju kota bandung saja namun ternyata
jalan menuju kota jogja jua yaitu naik gunung waleri dan walebrog.entah
nama gunung itu benar atau tidak tetapi yang pasti gunung. Sebab itu
omongan kenek bus, saya kira beliau tidak tahu nama sebenarnya.
Pukul 05:15 (27/05/2013) Kami bertiga sampai di jogya dan beberapa saat
kemudian kami turun di perempatan kaliurang km 6. Karena masih pagi,
angkot untuk menuju km. 18 belum ada dan kami pun memutuskan berjalan
kaki anggap saja kita sedang olahraga pagi. Kami berjalan kurang lebih 2
km karena di kaliurang km.7,5 baru ada angkot kira-kira sudah jam 6 an.
Kami naik angkot dan hal yang kami lakukan diperjalanan melihat dan
menghitung sudah sampai km.berapa?(misal: melihat km. 9, kita sampai 9
km lagi hehehe). Belum sampai ke km 18, angkot berhenti cukup lama di
km. 17 pasar Dukuh Pakem. Makanya, tak sabar menunggu kami pun segera
beranjak melangkahkan kaki untuk menuju km 18. Biaya untuk angkot per
orang Rp.5000,- sehingga kami bertiga total Rp.15.000,-. Perjuangan
untuk sampai ke km 18 cukup berat juga karena jalanan tak kita sadari
naik maka cukup menguras tenaga kita. Jam 07:30, kami pun sampai jua
ditempat tujuan setelah beberapa kali bertanya tentang keberadaan
INSIST. Kedua kawanku beristirahat dan minum-makan pelepas lelah
sedangkan pelepas lelahku menghadap merendahkan diri ke sang pencipta di
pagi hari. Setelah itu, kami diantar seorang ibu ke tempat untuk
bermalam kami yang belum rapih, dan tergesa-gesa langsung dibersih oleh
ibu, kami sedikit membantunya. Tak lama bersih dan rapih tercipta dan
segera mungkin beristirahat untuk melepas lelah karena acara dimulai jam
10, waktu masih menunjukkan jam 8 an, waktu yang cukup panjang menutup
mata sejenak.
Sleman- Pada tanggal 27 Mei 2013 tepatnya di
Pendopo INSIST Dusun Sambirejo, Dukuh Pakem, Sleman, Jogyakarta diadakan
Pelatihan Metodologi Penelitian. Acara ini dimulai jam 10:00 dibuka
oleh pemilik sekaliigus Kucen Pendopo Pendikari INSIST, Bapak Roem
Topatimasang dengan sedikit candanya. Menurut Beliau, acara ini
tergagas(munculnya ide) hanya ingin kumpul-kumpul saja namun dari hal
itu muncul sebuah ide kenapa kita tidak kumpulkan dengan membuat sebuah
acara dan kita undang mereka semua?. Maka tergagaslah acara "Pelatihan
Metodologi Penelitian". Karena awalnya hanya kumpul saja maka beliau
mengatakan bahwa acara ini jangan terlalu resmi-resmi untuk menghindari
kekakuan atas acara ini, sehingga tercipta suasana yang harmonis dan
mengalir seperti diskusi-diskusi biasa namun berbobot. Jika kawan-kawan
menginginkan kopi,teh, makanan jangan canggung, anggaplah ini tempat
kalian sendiri karena sudah disediakan semua disini. Acara ini diwarnai
dengan canda tawa yang membuat peserta menjadi tertawa/menyenangkan
dengan aktor pemancing gelak-tawa Mas Daru( Komtek Kretek, yogyakarta).
Hal ini membuka ruang keakraban satu-sama lain sebelum perkenalan.
Setelah perkenalan selesai, Mas Nurhadi menyampaikan sedikit tentang
jadwal pelatihan dan metodologi penelitian. Menurut dia bahwa metodologi
penelitian yang akan kita bahas terdiri dari orientasi( membayangkan
proses penelitian), pengumpulan data( pengamatan/catatan lapangan, riset
pustaka dan lain-lain), praktik penelitian (dilakukan dengan terjun
langsung kemasyarakat), analisis, presentasi dan penelitian untuk
advokasi dan pengorganisasian. "Hari pertama kita akan membahas
orientasi dan teknik wawancara, hari kedua = pengamatan/ catatan
lapangan,riset pustaka, dan persiapan praktik lapangan, hari ketiga=
praktik penelitian, hari keempat= analisis, hari kelima = presentasi,
penelitian untuk advokasi dan pengorganisasian" lanjutnya mengenai
jadwal pelatihan. Orientasi telah kita lakukan dengan pembukaan oleh
Bapak Roem dan perkenalan dari kita masing-masing. Teknik wawancara akan
kita diskusi dengan menganalisis tulisan Pak Roem yang sudah ada
didepan kawan-kawan dengan menggunakan matriks proses pencarian data
lapangan dalam riset sosial. Untuk itu, kawan-kawan dibagi menjadi 4
kelompok. Mari kita baca bersama-bersama tulisan ini setelah kita
selesai baca, silahkan kawan-kawan diskusikan dengan kelompok
masing-masing.
Hari kedua masih bertempat di Sambirejo-Pendopo
pendikari (28/05/2013), acara dimulai pukul 09:15 dengan pembahasan
mengenai tema yang akan digunakan masing-masing kelompok untuk desa
tujuan mereka masing-masing. Kelompok terdiri dari 4 kelompok, yang
penamaannya sesuai dengan nama desanya. pembagian kelompok sebagai
berikut: Kelompok Wonogiri yaitu Daru, Joni, Accang, Alfa, Alex, dan
Syarif. Kelompok Sambirejo yaitu Abi, Kayan, Andrew, Gugun, Zaenal, dan
Mala. Kelompok Sempuh yaitu Jon, samsul, Daru, Rifki, Zufan dan Bilven.
Dan kelompok Kertodadi (dulunya paraksari) yaitu Koko, Nurah, Asep,
Ariel dan Aip. Setelah penyampaian tema masing-masing kelompok, mas Adi
membahas tentang wawancara penelitian. Wawancara adalah mengajukan
pertanyaan untuk mendapatkan jawaban dari partisipan dalam sebuah
penelitian. Jenis wawancara terbagi menjadi 5 yaitu wawancara
terstuktur, wawancara semi-struktur, wawancara tak terstruktur,
wawancara informal dan forum group diskusi(FGD).
Pukul 10.30
wib, Kami di antar pak Edi untuk menemui Pak RT Dusun Sambirejo. Beliau
salah satu perangkat desa tingkat daerah. Beliau adalah Pak Ngadiman
berusia 54 tahun memiliki anak 2. Kedua anaknya perempuan. Menurut
keterangannya, penduduk Sambirejo mayoritas Petani . Petani disini bukan
hanya Petani padi namun juga ada Petani ternak dan buah-buah khususnya
buah salak. Rata-rata petani memiliki luas tanah 1000-1500 m/segi. Para
pemuda disini masih mau turun tangan membantu orang tua mereka meski
hanya kadang-kadang. Dari lahan yang dimiliki petani(kurang dari 2000
m/segi sebagai stadarisasi minimal petani) maka bisa dibilang secara
ekonomi pas-pasan, namun mereka tetap merasa lebih nyaman berada di
kampung sendiri ketimbang harus ke pusat kota yogyakarta. Jumlah warga
desa Sambirejo 50 KK(Kepala Keluarga).
Hari keempat dan kelima
berjalan seperti jadwal yang telah ditentukan. Pada hari keempat saya
mendapatkan beberapa alat analisis dan hari kelima yang dimaksudkan
“praktik” adalah bagaimana kita bisa membuat hasil penelitian kita dalam
mengorganisir dan mengadvokasi masyarakat untuk melakukan perubahan
sosial ataupun merubah suatu kebijakan.
Kayan manggala
Semester 2
05062013