Sang pencinta sejati
oleh: Kayan Manggala
rintik hujan
yang menemaniku di kesendirian
di tempat perteduhan
ku menulis indahnya lantuan
lantunan yang selalu meng-ngawang
meng-ngawang dan selalu membayang
di bawah ilusi katamu yang menyejukkan
meski terdengar pekak oleh sang lawan
"isun sengit karo sira"
terdengar memekak teliga
hatimu berkata beda
"isun SEneng selaNGIT karo sira"
"saya benci kamu"
ungkapan yang terlempar dari mulutmu
sebenarnya...
Hatimu mengingkarinya
"saya BENar-benar CInta kamu"
keluh hatimu
tanpa suara
ekspresi wajahmu yang tak bisa menipu
mulutmu ingkar dengan hatimu
wahai mulut
ungkaplah kejujuran hati
jujurku...
Hatiku dan hatimu
ungkapkan satu
apakah mulut tetap ingkar hati?
"bolehkah ku jadi imammu"
"aduh maaf mas ku sudah sholat"
candamu
bukan hanya imam dalam sholatmu
tapi nahkoda dalam bahtera kehidupanmu
pantaskah aku?
Yang berkecamuk dalam diriku
aku masih dimanja
semuanya pemberian sang maha kaya
yang dititipkan hamba-Nya
ku tuk daku yang tak berdaya
kuasa hanya milik-Nya
Cisantana, Kuningan, 07 Maret 2017